Jenis Karangan dengan Pola Deduksi dan Induksi


Jenis Karangan dengan Pola Deduksi dan Induksi - Karangan adalah bentuk karya tulis yang digunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan gagasannya kepada para pembaca. Dalam menyusun sebuah karangan, ada dua macam pola pengembangan karangan, yaitu pola induksi, dan pola deduksi. Di bawah ini adalah jenis – jenis karangan yang dikembangkan dengan pola deduksi dan induksi.

Jenis - Jenis Karangan

1. Karangan Deduksi.

Karangan deduksi adalah karangan yang dikembangkan dengan pola umum ke khusus. Ada dua jenis pola pengembangan karangan yang berpacu dengan pola deduksi, yaitu Silogisme dan Entimen.

A. Silogime.
Silogisme adalah karangan yang dikembangkan dari premis, yaitu premis umum di awal paragraf dan premis khusus di akhir paragraf.

Contoh karangan silogisme:

Semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan makanan dan minuman untuk tetap melangsungkan kehidupannya. Tidak ada satupun makhluk hidup yang dapat bertahan tanpa makanan dan minuman dalam jangka waktu yang sangat lama. Manusia yang merupakan anggota dari makhluk hidup tidak bisa bertahan tanpa makanan, sehingga manusia juga sangat membutuhkan makanan untuk bertahan hidup.

B. Entimen.

Entimen adalah karangan yang dikembangkan dari beberapa premis umum yang kemudian ditarik menjadi premis khusus, berupa kesimpulan yang diberikan alasan sebagai entimennya.

Contoh karangan entimen:

Dalam rangka hari kemerdekaan Indonesia, semua siswa – siswi SMAN 1 Tanjung Senang harus mengikuti upacara bendera di Lapangan Merdeka, besok pukul 08. 00 wib. Tidak ada satupun siswa yang diperbolehkan untuk tidak menghadiri upacara bendera tersebut. Tari adalah salah satu siswi dari SMAN 1 Tanjung Senang. Oleh karena itu, Tari harus mengikuti upacara bendera karena dia telah diwajibkan sebagai murid dari SMAN 1 Tanjung Senang.

2. Karangan Induksi

Karangan Induksi adalah karangan yang dikembangkan dengan pola khusus – umum. Ada dua jenis paragraf yang dikembangkan dengan mengacu pada pola induksi ini, yaitu generalisasi, sebab – akibat, akibat – sebab, dan analogi. Di bawah ini adalah jenis – jenis paragraf yang dikembangkan dengan pola induksi.

A. Generalisasi

Generalisasi adalah karangan yang diawali dengan hal – hal khusus yang kemudian disimpulkan menjadi satu hal umum.

Contoh karangan generalisasi:

Saat ini, perairan telah tercemar oleh limbah – limbah pabrik yang sangat berbahaya. Limbah tersebut menghancurkan seluruh ekosistem yang ada di dalamnya. Selain itu, udara juga tidak luput dari pencemaran yang disebabkan oleh asap – asap hasil dari kegiatan – kegiatan industri besar. Asap yang dilepaskan ke udara ini sangatlah beracun karena mengandung gas karbon dioksida, oksida, dan metana. Bahkan kini tanah pun tidak luput dari pencemaran ini. Zat – zat yang mengandung bahan kimia di dalam detergen, pupuk, dan lain – lain menyebabkan tanah kehilangan unsur haranya, sehingga tanah tidak lagi menjadi subur. Oleh karena itu, pabrik adalah penyebab utama kerusakan lingkungan di sekitar kita.

B. Sebab – akibat

Sebab – akibat adalah karangan yang dikembangkan dengan menjabarkan sebab – sebab terlebih dahulu yang merupakan hal khusus yang kemudian disimpulkan dengan menjelaskan akibatnya yang berupa hal umum.

Contoh karangan sebab – akibat:

Hari ini cuaca sangat tidak bersahabat. Hujan terus turun sejak dari tadi pagi. Tidak hanya itu, badanku juga sedang tidak enak badan, sehingga aku jadi malas untuk pergi ke luar rumah. Di tambah lagi dengan kabar yang datang padaku bahwa hari ini dosen tidak bisa masuk kelas. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk terus berada di dalam kamar sepanjang hari.

C. Akibat – sebab

Karangan ini adalah kebalikan dari akibat – sebab, yaitu di awali dengan akibat – akibat khusus dan kemudian dijabarkan penyebabnya.

Contoh karangan akibat – sebab:

Tiga hari sebelum bulan puasa harga beras melonjak hampir dua kali lipatnya dari harga biasa. Tidak hanya itu, kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan harga cabai dan bawang. Pada mulanya, harga cabai hanya 10 ribu per kilo menjadi 15 ribu per kilonya. Sedangkan Harga bawang yang awalnya seharga 15 ribu per kilo menjadi 20 ribu per kilonya. Kenaikan – kenaikan bahan pokok di pasaran ini disebabkan oleh permintaan yang melonjak menjelang bulan suci Ramadhan.

D. Analogi

Karangan analogi adalah karangan yang dikembangkan dengan menganalogikan dua buah benda yang memiliki kemiripan – kemiripan tertentu.

Contoh karangan analogi:

Menjalani sebuah organisasi sama dengan menjalani fungsi keluarga. Di dalam organisasi terdapat pembagian – pembagian fungsi tugas, seperti kepala keluarga, Pembina keluarga, dan anggota – anggota keluarga lainnya. Begitu pula dengan apa yang terjadi di dalam organisasi. Dalam organisasi juga terdapat pembagian – pembagian fungsi tugas, seperti ketua, sekretaris, bendahara dan lain – lain. Oleh karena itu, menjalani sebuah organisasi sama seperti menjalani sebuah keluarga. (kelasindonesia.com)

Related Posts

Jenis Karangan dengan Pola Deduksi dan Induksi
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.